Selasa, 06 Mei 2014

Orang-orang yang Mendapat Pahala Dua Kali



catatanmms162

1. Istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَن يَقْنُتْ مِنكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُّؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا
“Barang siapa di antara kamu sekalian (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah dan rasul-Nya, serta mengerjakan amal yang saleh, niscaya Kami memberinya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezeki yang mulia.”
 (al-Ahzab: 31)


2. Orang yang bersedekah kepada karib kerabat

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya),
“Bersedekah kepada orang miskin adalah sedekah, dan bersedekah kepada kerabat ada dua (pahala): sedekah dan silaturrahim.”
( HR. an-Nasai dan at-Tirmidzi, lihat Shahih at-Targhib no. 879).

Ketika ditanya oleh dua wanita kalangan sahabat tentang sedekah kepada suami dan anak-anak yatim yang berada dalam asuhannya, Nabi bersabda, “Keduanya mendapat pahala (menyambung) kekerabatan dan pahala sedekah.”
(Shahih Muslim, “Kitab Zakat” no. 1000)

3. Seorang hakim dan ulama ahli ijtihad yang keputusan/hukumnya sesuai dengan hukum Allah setelah berusaha mencapai hukum yang benar .

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَاحَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَإِذَاحَكَمَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌوَاحِدٌ

“Ketika seorang hakim (akan) menghukumi lalu bersungguh-sungguh kemudian benar (hukumannya) maka dia mendapat dua pahala. Apabila keliru, dia mendapat satu pahala.”
(HR. Muslim dan selainnya)

Dua pahala tersebut karena hukumnya sesuai dengan hukum Allah Subhanahu wata’ala dan karena usaha kerasnya untuk mencapai kebenaran. Hakim yang dimaksud dalam hadits di atas adalah yang memang memiliki ilmu alat yang cukup untuk menghukumi dan mengerti kaidah-kaidah syariat serta qiyas (kias). Adapun orang yang bodoh lantas menghukumi, dia tidak dapat pahala. Ia justru berdosa karena bukan ahlinya.
(Lihat penjelasan al-Imam al-Khaththabi rahimahullah tentang masalah ini dalam ‘Aunul Ma’bud 9/488—489, Maktabah Ibnu Taimiyah)

4. Orang yang memberi contoh/ keteladanan dalam hal yang baik menurut kacamata agama

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya),
“Barang siapa memberi contoh yang baik dalam Islam, dia mendapatkan pahala (amalnya) dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa berkurang sedikit pun pahala orang yang mengikutinya.”
(HR. Ahmad, Muslim, dll, dari sahabat Jarir radhiyallahu ‘anhu)

5. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Dua orang lelaki keluar untuk bepergian (safar). Waktu shalat tiba padahal keduanya tidak membawa air. Keduanya lantas bertayamum dengan tanah yang suci lalu shalat. Setelah shalat, keduanya mendapatkan air pada waktu (shalat tersebut). Salah satunya mengulangi shalatnya dengan berwudhu, sedangkan yang satunya tidak mengulangi. Keduanya kemudian mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan hal tersebut. Beliau bersabda kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya, ‘Engkau sesuai dengan sunnah dan shalatmu telah sah.’
Adapun kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya, Nabi bersabda, “Engkau mendapat pahala dua kali.”
(HR. Abu Dawud dan ad-Darimi. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah berkata, “Sanadnya lemah. Padanya ada Abdullah bin Nafi’ ash-Shaigh, ia lemah hafalannya… Tetapi, Ibnu as-Sakan meriwayatkannya dengan sanad yang sahih secara bersambung sebagaimana yang saya jelaskan dalam Shahih Abu Dawud no. 365.”
( Lihat ta’liq asy-Syaikh al-Albani terhadap al-Misykat, 1/166, cetakan al-Maktabul Islami)

6. Orang yang berusaha membaca al-Qur’an dengan benar meskipun terbata-bata.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِى يَقْرَؤُهُ وَيَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

“Orang yang pandai membaca al- Qur’an akan bersama malaikat pencatat yang mulia lagi baik. Sementara itu, yang membaca al-Qur’an dengan terbatabata dalam keadaan merasa berat, ia mendapatkan dua pahala.”
(Muttafaqun ‘alaihi)

Dua pahala di sini yaitu pahala membaca al-Qur’an dan pahala atas kesulitan yang dihadapinya. Dengan mencermati penjelasan di atas, tentu kita semakin mengetahui besarnya kasih sayang Allah Subhanahu wata’ala terhadap para hamba-Nya. Semoga kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ampunan-Nya.

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

-Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman, Lc-
http://asysyariah.com/akhlak-orang-orang-yang-mendapatkan-pahala-dua-kali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar