Rabu, 27 November 2013

Hukum Mendengarkan Murattal Sambil Tiduran

Catatanmms5

Ada pertanyaan di jawab oleh
Al Ustadz Muhammad Sholehudin Hafizhahulloh

Pertanyaan:

Bismillah
Ana mau tanya “apa hukumnya mendengarkan murotal Al Quran sambil tiduran sampai tertidur rekamanya terus bersuara pendengarnya tertidur”.
Atas perhatian & jawaban yg diberikan ana ucapkan jazakumullahu khairan

Jawaban:

Bismillah.

Hukum asal mendengarkan tilawah al Quran adalah boleh dgn segala kondisi; baik sambil berdiri, duduk maupun berbaring, krn mendengarkan tilawah al Quran adalah ibadah jika diniatkan dgn nya mencari pahala dari Nya.

Hal ini berdasarkan firmanNya:

(الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ)

“Org² yg mendengarkan perkataan kemudian mrk mengikuti yg terbaiknya, mrk itulah org² yg telah Alloh beri petunjuk, dan mereka itulah org² yg memiliki akal”.
[Qs. Az-zumar: 18]

Dan tentulah sebaik-baik perkataan adalah firman-Nya. Maka ketika mereka mendapatkan pujian, berarti mendengarkannya krn Alloh adalah ibadah.

*** Adapun org yg mendengarkan tilawah al Quran ada beberapa keadaan:

1. Org yg mendengarkannya sambil mentadaburinya. Ini adalah sebaik² keadaan.
2. Org yg mendengarkannya utk menjaga hafalannya, ini pun keadaan yg baik.
3. Org yang mendengarkannya namun hatinya lalai dari dzikir kpd Nya. Ini adalah seburuk² keadaan.

Kelompok 1&2 merupakan kelompok yg mendapatkan pujian berdasarkan firman Alloh ta’ala:
(الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ) [Surat Aal-E-Imran : 191]

“Org² yg mengingat Alloh sambil berdiri, duduk dan berbaring serta memikirkan ttg penciptaan langit dan bumi seraya berkata: wahai Robb kami, tdk lah ada pada penciptaan Engkau ini yg sia², maka lindungi kami dari api neraka”.
[Qs. Ali Imron: 191]

Sedangkan kelompok ke-3 adalah kelompok yg tercela, berdasarkan firmanNya:
(مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ)

“Permisalan org² yg dipikulkan kpdnya kitab taurot kemudian mrk tdk memikulnya adalah seperti seekor keledai yg memikul lembaran². Sungguh buruk permisalan org² yg mendustakan ayat² Alloh, dan Alloh tiada memberi hidayah kpd org² yg zalim”.
[Qs. Al-jumu'ah: 5]

*** Kesimpulan:

Mendengarkan tilawah al Quran adalah boleh dgn posisi yg telah disebut di atas, namun hendaknya jgn lalai dr memperhatikan kandungan dan maknanya, dan jika kita telah merasa kantuk saat mendengarnya maka hendaknya dia matikan suara tilawah tsb sehingga kita tdk mencampakkannya atau lalai darinya. Wallohu a’lam.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”
(Al Jawabul Kafi, 109)

Sumber: whatsapp salafyindonesia (postingan 5 sept)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar