Kamis, 15 Agustus 2013

Belajar Adab-Adab Islami

Bismillahirahmanirahim

Semua hal kehidupan sudah diatur dengan sempurna oleh Islam. Maka tegakkan hukum-hukum Allah subhanahu wa ta'ala dalam keseharian kita. Hal apapun, hal terkecil hingga terbesar semua sudah diatur dalam Islam. Ini adalah adab-adab Islami sebagai berikut:

1. Kebersihan

Jagalah kebersihan di rumahmu, pekerjaanmu, pakaianmu, dan badanmu. Terlebih lagi ketika kamu pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat, khususnya shalat berjama’ah. Mandilah, pakailah minyak wangi dan pakailah pakaian yang paling bagus. Dan jangan injak alas lantai masjid dengan kaos kaki yang kotor, yang padanya terdapat bau kaki yang mengganggu orang lain. Karena hal itu akan menganggu orang –orang shalat ketika mereka meletakkan dahinya dan hindung mereka di atas lantai kemudian terganggu dengan bau dari kaos kaki yang menempel di atas lantai tersebut. Juga harus bersiwak ( menggosok gigi) terutama ketika berwudhu dan shalat.


Sungguh Rasulullah telah menganjurkan umat beliau dalam hadist – hadist yang banyak diantaranya sabda beliau :
“ siwak adalah pembersih untuk mulut dan keridhaan dari Rabb “
[ Hadist shahih diriwayatkan oleh ahmad]

Jauhilah makan bawang putih dan bawang merah sebelum kamu pergi ke masjid dan berkerja, agar tidak mengganggu orang – orang yang shalat dan teman – teman duduk lantaran baunya. Rasulullah telah bersabda :
“ siapa yang makan bawang putih atau bawang merah maka menjauhlah dari kami, dan menjaulah dari masjid kami dan hendaknya ia tetap duduk di rumahnya “
[ Muttafaqun’alaih]

Ketahuilah bahwasanya bau rokok yang keluar dari sebagian orang yang shalat lebih dibenci daripada bawang putih dan bawang merah, dan ulama telah mengharamkan rokok karena bahayanya rokok tersebut terhadap badan, harta dan tetangga. Allah Ta’ala berfirman :
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
“dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk “
[ Al A’raaf : 157]

2. Bermuamalah dengan manusia

a. Cintailah untuk manusia perkara yang kamu sukai untuk dirimu dari kebaikan.
Rasulullah bersabda :
“ tidaklah salah seorang di antara kalian beriman sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya”
[ Muttafaqun’alaih]
b. Jadilah orang yang murah hati dalam jual beli
Rasulullah bersabda :
“ Allah merahmati hamba yang murah hati apabila menjual dan murah hati apabila membeli, murah hati apabila memutuskan dan murah hati ketika menerima keputusan”
[ Diriwayatkan oleh Al Bukhari]
c. Bergaulah dengan manusia, nasehatilah mereka dan bersabarlah terhadap gangguan mareka, sehingga kamu termasuk orang yang Rasulullah bersabda tentang mereka :
“ Muslim yang bergaul dengan mereka dan bersabar terhadap gangguan mereka lebih baik daripada muslim yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak bersabar dari gangguan mereka “
[ Diriwayatkan At Tirmidzi dan sanadnya yang shahih]

3. Bersifat inshaf ( adil) dan menerima kebenaran.

Terimalah kebenaran dari orang yang mengucapkannya walaupun dari anak kecil atau lawan perselisihan. Jauhilah menolak kebenaran dari orang lain dan menyepelekan mereka. Sungguh Rasulullah telah memperingatkan dari perbuatan seperti ini. Beliau bersabda :
“ tidak masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan ( walaupun) seberat semut kecil .”

4. Mengakui kesalahan.

Apabila kamu salah, maka akuilah kesalahanmu dan minta maaf darinya. Sesungguhnya mengakui kesalahan adalah lebih baik daripada tetap dalam kebatilan. Rasulullah telah bersabda :
“ setiap bani Adam itu bersalah dan sebaik – baiknya orang yang bersalah adalah orang – orang  yang bertaubat”
[ HR. At Tirmidzi dan di hasankan oleh pentahqiq kitab Jami’ul Ushul]


5. Berbuat adil dan berkata benar.

a. Jadilah orang yang adil walaupun kepada musuh – musuhmu, dan janganlah permusuhanmu kepada suatu kaum membawamu untuk menzalimi mareka.
Allah berfirman :
ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Dan janganlah sekali kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
[ Al Maidah : 8]

b. Katakanlah yang benar walaupun tidak mengenak kanmu atau kerabat – kerabatmu atau teman – temanmu.
Allah berfirman dengan hal itu. Dia berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
“ wahai orang – orang yang beriman jadilah kamu orang yang benar benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin maka Allah lebih tahu kemaslahatanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”
[An Nissa’ : 135]


6. Tunduk kepada perintah – perintah agama.

Tunduklah kamu kepada hukum hukum agama Islam ini, sesungguhnya lafazh Islam itu diambil dari kataistislam ( tunduk). Jangan kamu analogikan hukum hukum agama ini dengan pandangan dan akalmu karena akal itu mempunyai batasan yang berhenti padanya. Dan banyak kesalahanya adalah akal yang lemah untuk mentafsirkan seluruh perkara – perkara agama ini. Oleh sebab itu’ ali berkata :
“ seandainya agama itu dengan akal, tentunya mengusap bagaian bawah sepatu itu lebih utama daripada mengusap bagaian atasnya. “
[ Riwayat Abu Dawud dan dishahihkan oleh pentahqiq Jami’ul Ushul]

Sesungguhnya seorang muslim yang hakiki adalah yang melaksanakan perintah – perintah syariat tanpa harus mengetahui sebab yang bersembunyi di balik perintah – perintah tersebut. ketika islam mengharamkan daging babi, kaum muslimin melaksanakan perintah ini dan mereka tidak bertanya sebabnya. Setelah berlalu empat belas abad kedokteran modern mengungkap bahayanya dan kita tahu bahwa Allah tidaklah mengharamkan sesuatu kecuali karena mudaratnya.

7. Berbuatlah adil dalam wasiat.

Janganlah kamu mengharapkan seorang untuk mendapatkan haknya dari harta warisan , tetapi bersikaplah Ridha dengan yang telah diwajibkan dan dibagikan oleh Allah. Jangan kamu terpengaruh kepada salah satu ahli waris sehingga kamu mengkhususkannya dengan sesuatu daripada yang lain.
Dari An Nu’man bin Basyir dia berkata : “ Ayahku bersedekah kepadaku dengan sebagian hartanya, maka ibuku ( ‘Amrah bintu Rawanah) berkata : ‘ saya tidak ridha sampai kamu mempersaksikan kepada Rasulullah Sholullohi’alaihiwassalam’ maka ayah pergi kepada nabi untuk mempersaksikan kepada beliau terhadap shadaqah saya. Maka Rasulullah bersabda kepadanya : ‘ apakah kamu melakukan hal ini kepada seluruh anakmu?’ Ayah menjawab : ‘ tidak’ Rasulullah menjawab : “ bertaqwalah kepada Allah berbuat adillah di antara anak – anak kalian”

8. Hak – hak tetangga

Jauhilah menyakiti tetangga dengan ucapan atau perbuatan. Rasulullah telah memperingatkan dengan ucapan atau perbuatan. Beliau bersabda :
“ Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah tidaklah beriman! Demi Allah, tidak beriman! demi Allah, tidaklah beriman orang yang tetangga tidak aman dari kejahatannya”
[HR Al Bukhari]

jangalah kamu melempar sampah – sampah di jalanan terlebih lagi di depan rumah tetanggamu seperti kulit pisang atau semangka dan selainya yang mengganggu orang yang lewat. berusahalah kamu menghilangkan gangguan dari jalan umum, terutama dari jalan tetangga karena Rasulullah bersabda:
“ Dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah shadaqah “ [ Muttafaqun ‘alaih]
apabila tetanggamu terkena musibah, perhatikanlah perasaanya. Tolonglah dia dari musibahnya, dan bantulah untuk meringankan kesedihannya. Jangan keraskan volume radio, jangan biarkan keluarga dan tamu – tamu mu berbicara terlalu keras untuk menjaga ketenangan tetangga.

9. Memenuhi janji

Apabila kamu berjanji kepada seorang walaupun anak kecil, maka penuhilah janjimu sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, dan menyempurnakan jual beli sistem ‘urbun( yaitu jual beli dengan memberikan uang muka, kalau jual beli batal maka uang tidak kembali) yaitu membayar sedikit dari harta sebagai jaminan pemenuhan dalam jual beli. Karena seorang mukmin apabila berkata jujur dan apabila berjanji ia memenuhi, dan setiap orang yang menyelisihi janjinya berarti telah bersifat dengan salah satu orang – orang munafik. berdasarkan sabda Rasulullah :
“ tanda munafik ada tiga apabila bicara ia dusta, apbila berjanji ia mengingkari dan apabila di percaya ia berkhianat “

10. Adab – adab menjenguk orang sakit

Islam telah menganjurkan untuk menjenguk orang sakit terlebih lagu apabila yang sakit adalah kerabat atau tetangga. Dan Rasulullah bersabda :
“ Sesungguhnya Allah berkata pada hari kiamat : wahai anak adam, aku sakit tetapi kamu tidak menjengukku.’ anak adam menjawab : “ wahai Rabb, bagaimana saya menjengukMu dan Engkau adalah Rabb semesta alam? Allah berfirman : ‘ Apakah kamu tidak tahu bahwa hamba-Ku fulan sakir dan kau tidak menjenguknya? tidaklah kamu tahu bahwa jika kamu menjenguknya akan mendapati-Ku di sisinya?”
( HR. Muslim)

Termasuk adab – adab menjenguk orang sakit
a. Hendaknya kunjungannya tersebut sebentar saja, sehingga tidak membuat lelah orang yang sakit,  karena boleh jadi orang yang sakit tersebut memerlukan istirahat atau ketenangan. Kecuali apabila orang yang sakit tersebut terhibur denganmu.
b. Jangan terlalu banyak bicara di dekatnya, dan jangan kamu tanya tentang cerita sakitnya.
c. Kamu masukan dalam hatinya kegembiraan dan kebahagiaan, kamu bangkitkan rasa optimisnya untuk sehat.
d. kamu katakan kepada yang sakit, tidak apa-apa.  Thohurun ( semoga bisa menghapuskan dosa), kamu doakan dengan kesembuhan.
Rasulullah bersabda :
“ barang siapa yang menjenguk orang yang sakit dan belum sakaratul maut kemudian mengatakan di sisinya tujuh kali. ( Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabbnya Al Arsy yang agung untuk menyembuhkanmu) kecuali Allah akan menyembuhkannya”
[ Dishahihkan oleh Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzhabi]


11. Adab Memandang.

Apabila kamu melihat seorang wanita yang safar, maka tundukanlah pandanganmu karena mata itu berzina, dan zinanya kedua mata adalah memandang apa yang di haramkan oleh Allah.
inilah Rasulullah bersabda :
“ Wahai Ali, janganlah kamu mengikuti pandangan dengan pandangan, sesungguhnya pandangan yang pertama adalah boleh bagimu dan bukan bagimu yang kedua”
[ HR. Ahmad dan selainya dan di hasankan oleh Al Albani dalam Shahilhul Jami’]

Apabila kamu telah menikah dan kamu memandang kepada wanita yang lain yang lebih cantik dari istrimu, maka perasaanmu, jiwamu akan berubah terahadap istrimu dan kamu akan tertimpa kegundahan dan perselisihan dengan istrimu.
Dan apabila kamu belum menikah dan memandang kepada wanita asing ( bukan mahram) maka syahwatmu akan bangkit dan bisa jadi syaitan akan menggiringmu untuk melakukan perbuatan keji. oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada kaum mukminin dalam firmannya :
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“ Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘ hendaklah meraka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat “
[ An Nuur : 39]

dan Rasulullah bersabda :
“ tidaklah aku tinggalkan setelahku sebuah fitnah yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada fitnahnya wanita”
[ HR. Muslim]


12.Adab Nasehat

Nabi telah membimbing untuk melakukan nasehat. beliau bersabda :
“ agama adalah nasehat”
dikatakan kepada beliau : ‘untuk siapa, Wahai Rasulullah? beliau menjawab :
“ Nasehat untuk Allah, untuk Kitab-Nya, untuk RasulNya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum awamnya”
[ HR. Muslim]

Akan tetapi nasehat mempunyai adab – adab yang wajib diperhatikan yang kita ambil adab – adab tersebut dari guru kita Rasulullah :
a. dari Anas bin Malik ia berkata : “ ketika kami di masjid bersama Nabi, tiba-tiba datanglah seorang badui, dia berdiri dan kencing di masjid. maka para sahabat berkata : Jangan..jangan!!! maka Rasulullah bersabda : “ jangan kalian hentikan, biarkan dia. Diamkan dia sampai selesai!’ kemudian Rasulullah memanggil badui tersebut dan bersabda kepadanya : ‘ Sesunggguhnya masjid tidak boleh ada sedikitpun dari kencing ini atau kotoran. Masjid ini hanya untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al Qur’an” Anas pernah berkata : “ kemudian Rasulullah meminta salah seorang di antara mereka untuk membawakan satu ember air kemudian beliau menyiramkan pelan-pelan di atas ait kencing tersebut.
b. Muslim telah meriwayatkan dari Mu’awaiyah bi Al Hakam As Sulami, ia berkata : ketika saya shalat bersama Rasulullah tiba – tiba ada seorang jama’ah yang bersin maka saya mengatakan : Yarkhamukalloh maka para jama’ah memandang saya. kemudian saya katakan : kenapa saya? apa urusan kalian melihatku? maka mereka memukulkan tangan-tangan mereka ke paha-paha. ketika mereka mendiamkan saya, saya pun diam.
Setelah Rasulullah selesai shalat, maka demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, tidak pernah saya melihat pengajar sebelum dan sesudahnya yang pengarjaranya lebih baik daripada beliau. Demi Allah beliau tidak membentak saya, tidak memukul saya dan tidak pula mencela saya. beliau bersabda :
“ sesungguhnya shalat tidak boleh di dalamnya berbicara kepada manusia. shalat itu hanyalah tasbih, tahmit, dan bacaan Al Qur’an “ [HR. Muslim]
(diambil dari buku Kiat Sukses Mendidik Anak, Pustaka Al Haura)

Sumber : http://catatanmms.wordpress.com/2012/11/12/belajar-adab-adab-islami/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar